Namamu bagus, enak dibaca dan enak didengar. Walaupun engkau sangat imut sehingga tidak terlihat olah mata, konon engkau juga pintar bersolek. Dirimu dibungkus dengan lemak lembut dan bermahkota, sungguh indah dan rupawan.
Tapi keperkasaanmu yang indah dan rupawan itu, sungguh membuat dunia terperangah. Siapa yang tidak takut terhadapmu? Preman yang galak terpaksa ngumpet di rumah. Kau mengalahkan orang tanpa gempalan tinju, tanpa sebilah pisau apa lagi dengan senjata peluru dan bom. Semua kau taklukkan dengan cara yang lembut dan indah, tapi ganas.
Apakah semua ini karena engkau ingin buktikan kepada dunia, bahwa yang lembut akhirnya akan mengalahkan yang galak dan keras? Seperti kata papatah, bahwa tetesan air lembut akan membuat batu berlubang. Atau gelombang Tsunami yang isinya adalah air tapi bisa menenggelamkan sebuah kota yang megah termasuk semua isinya.
Entahlah, mungkin karena banyak manusia yang lembut sudah mendekati punah, yang tersisa lebih banyak yang keras, yang mau menang sendiri, sehingga engkau datang untuk membuktikan kepada dunia, bahwa yang lembut akhirnya dapat mengalahkan yang keras.
Engkau dengan begitu dahsyat menunjukan keperkasaanmu. Memiskinkan orang kaya dengan aset saham puluhan bahkan hingga ratusan milyar dolar, yang dapat kau lenyapkan hanya dalam seketika. Kau buat begitu banyak orang yang merasa hebat dan perkasa menjadi putus ada dalam seketika.
Tapi sebaliknya kau juga membuat orang yang sedang putus asa menjadi orang hebat dan kaya. Kau buat orang yang sedang siap perang dengan segala senjata tercangih terpaksa mengurungkan niatnya.
Kau tunjukkan kepada seluruh dunia, bahwa kekuasaan manusia sehebat apapun tetap ada batasannya. Yang tidak terlihat dapat melampaui yang terlihat. Kau ternyata lebih galak dari yang paling galak, dan kau juga lebih ganas dari yang paling ganas. Kau adalah raja tega yang paling tega sejagat raya.
Sudah... sudahlah, engkau sudah menunjukan semua keperkasaanmu kepada se-isi bumi. Sekarang istirahatlah, biarkan kami kembali berkarya, biarkan kami kembali hidup normal demi masa depan kami, keluarga kami, negara kami dan dunia kami. Pulanglah ketempat persembunyianmu Corona, pergilah dengan tenang dan ikhlas, kami akan mencatat kehebatanmu dalam sejarah.
Martinus Johnnie Sugiarto
Continue Reading